BERAPA TELUR YANG ENGKAU HASILKAN?

The turtle lays thousands of eggs without anyone knowing, but when the hen lays an egg, the whole country is informed.
— Malay proverb


Penyu bertelur ribuan tanpa diketahui seorangpun, tetapi bila seekor ayam bertelur satu, seluruh desa diberitahu. Ungkapan ini adalah pepatah populer melayu yang sudah turun temurun dan anonim.

Pada saat mau bertelur, penyu malam-malam mencari suatu tempat yang sepi, mengali lubang dipantai dan menaruh telur-telurnya didalam lubang. Sekali bertelur seekor penyu dapat menghasilkan ratusan telur. Kemudian lubang itu ditutupnya kembali seperti semula, seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sang induk berlalu tidak pernah kembali dan seterusnya menggali lubang lagi untuk mengubur telurnya yang lain.

Sebaliknya seekor ayam betina berkotek-kotek dengan hebohnya dengan suara keras-keras seakan menginformasikan bahwa dia telah sukses besar, berhasil mengeluarkan satu butir telur. Begitu senangnya bahkan kadang telur tersebut dipatuk hingga retak dan pecah.

Cerita perbandingan dua binatang tersebut secara kontras memberi kita pandangan tentang produktivitas. Orang-orang yang produktif bekerja terus menghasilkan sesuatu tanpa membanggakan diri. Sementara ada orang lain yang dengan sombong menceritakan hasil karyanya yang sebetulnya biasa-biasa saja.

Dalam sebuah perusahaan, ada karyawan yang punya tipe penyu, ada pula tipe ayam betina.

Seorang pemimpin yang bijak pasti akan mengetahui siapa stafnya yang benar-benar produktif, dan siapa yang hanya banyak bicara tapi prestasinya biasa-biasa saja.

Yang menyedihkan adalah, banyak perusahaan yang tidak punya pimpinan seperti ini. Pimpinannya banyak yang dikelabuhi oleh stafnya yang pintar berbicara dan menutup mata melihat hasil dari staf lain yang kurang mampu berbicara. Akibatnya keputusan promosi atau keputusan lain menjadi bias dan akhirnya mengecewakan staf produktif tadi. Secara jangka panjang hal ini dapat merugikan perusahaan.

Kepintaran berbicara memang penting untuk seseorang dan harus dipelajari. Kepintaran berbicara merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam bernegosiasi. Kepintaran berbicara akan berkembang sesuai dengan pengalaman dan lingkungan pekerjaan. Hal ini penting untuk staf produktif tadi.

Tapi untuk pemimpin yang kebetulan mem-punyai bawahan seperti ini, tentunya harus mampu melihat mana staf yang benar produktif dan mana staf yang biasa-biasa saja.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak, lihatlah hasil output dari masing-masing staf, bukan dari apa yang dilaporkan, bukan dari apa yang didengar, bukan dari berita heboh yang disebarkan seekor ayam betina. Lihatlah dan hitung berapa telur yang telah mereka hasilkan.


salam,
Jan Kusnadi