BERIKAN BUKTI BUKAN JANJI

As I grow older, I pay less attention to what men say. I just watch what they do.
— Andrew Carnegie


Andrew Carnegie (1835-1919), industrialis besar Amerika kelahiran Scotlandia yang memulai kariernya dari 14 tahun sebagai pengantar surat/telegram, dan menjadi orang terkaya di dunia.
---------

Kutipan ini merupakan salah satu kutipan favorit saya. Dulu waktu saya masih menjadi karyawan, saya bekerja di bagian akuntansi sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlian saya. Di bagian ini, para rekan saya termasuk saya adalah orang yang pendiam. Oleh pimpinan saya waktu itu malah saya dikesankan sebagai seorang introvet. Setiap hari saya berhadapan dengan angka-angka dan bekerja bersama komputer. Pekerjaan saya tidak dapat dijadikan topik pembicaraan, karena menyangkut rahasia perusahaan. Pembicaraan dan interaksi dengan rekan kerja, lebih banyak di forum resmi, misalnya dalam presentasi, pembahasan laporan keuangan, membuat budget, atau di kelas-kelas pelatihan.

Walaupun saya tidak banyak bicara, namun pimpinan saya menghargai hasil pekerjaan saya. Beliau mengerti akan posisi dan peran yang saya mainkan di perusahaannya.

Suatu saat, saya dipindahkan ke kantor pusat. Posisi saya digantikan oleh orang yang dimaksudkan untuk mengisi kekurangan saya. Dia dikenal sebagai seorang yang banyak ngobrol dan ekstrovet. Dua minggu setelah dia menjabat, baik di dalam maupun di luar forum resmi, dia mengatakan ada banyak kelemahan dalam bagian yang dia tangani dan berjanji akan memperbaiki ini dan itu.

Setelah satu tahun dia menjabat, saya mendengar bahwa laporan keuangan bulanan sering terlambat, budget tidak sesuai dengan realisasi, dan cash flow yang buruk. Pembayaran ke supplier dulu dapat dilakukan secara lancar setiap minggu. Sekarang jatuh tempo pembayaran ke supplier ada yang empat bulan.

Pertama-tama saya menganggap kejadian ini sebagai suatu kebetulan belaka, dan berpendapat karena bidang akuntansi, keuangan maupun administrasi memerlukan orang yang tekun, sehingga orang yang pendiam tentunya lebih pantas di posisi ini. Kasus ini tidak berlaku untuk departemen lain. Sebagian pendapat ini memang benar, namun pendapat ini banyak juga salahnya.

Bagian pekerjaan yang memerlukan banyak bicara, biasanya adalah tenaga penjual/salesman. Tetapi bayangkan bila salesman hanya bisa bicara tetapi hasilnya tetap nol. Mana yang lebih penting untuk anda sebagai atasannya, pintar bicara atau pintar menjual?

Pernahkan anda mengalami, membeli suatu produk/jasa karena promosi yang gencar dari suatu perusahaannya atau salesmannya? Setelah membeli, kemudian mengalami kekecewaan. Saya pernah mengalaminya. Tetapi saya hanya akan membeli darinya satu kali, dan tidak akan pernah membelinya lagi. Bahkan saya juga akan memberitahukan tentang pengalaman buruk ini kepada teman-teman saya untuk tidak membeli darinya.

Oleh karena itu lebih baik berikan bukti, bukan janji. Apalagi janji-janji surga! :)

***
salam,
Jan Kusnadi